Senin, 24 Oktober 2016

Akhlak Tasawuf



Tasawuf :
Defenisi, Hierarki dan Tujuan


IDENTITAS
Nama                     :    Herawati Hasibuan
NIM                      :    72153002
Prodi/Sem             :    Sistem Informasi-2 / III
Fakultas                 :    Sains dan Teknologi
Perguruan Tinggi   :    UIN Sumatera Utara
Dosen Pengampu  :    Dr. Ja’far, MA
Matakuliah            :    Akhlak Tasawuf

TEMA                        :   Definisi, Hierarki, dan Tujuan
           
BUKU
Identitas Buku     :   Ja’far, Gerbang Tasawuf: Dimensi Teoretis dan Praktis Ajaran Kaum sufi(Medan: Perdana Publishing, 2016)
Sub 1    :   Definisi Tasawuf
Sub 2    :   Hierarki
Sub 3    :   Tujuan Tasawuf



A.  Defenisi Tasawuf
Karya-karya modern dalam bidang tasawuf telah mendiskusikan asal-usul kata tasawuf, meskipun kerya-karya klasik lebih diutamakan untuk dimanfaatkan sebagai upaya memahaminya secara baik berdasarkan data otentik. Dalam kitab Kasf al-Mahjub, al-Hujwin telah menjelaskan asal-usul kata tasawuf. Pertama istilah tasawuf berasal dari kata al-shuf yaitu wol yang bermakna bahwa kaum sufi mengenakan jubah yang bermakna bulu domba. Kedua tasawuf berasal dari kata al-shaf yang bermakna kaum sufi berada pada barisan pertama didepan Tuhan. Ketiga istilah tasawuf berasal dari kata ahl al-shuffah karena para sufi mengaku sebagai golongan ahl al-shuffah yang diridhai Allah. Keempat istilah tasawuf berasal dari kata al-shafa’ yang artinya kesucian sebagai makna bahwa sufi telah menyucikan akhlak mereka dari noda bawaan dank arena kemurnian hati dan kebersihan tindakan mereka.
Berdasarkan tindakan diatas dapat dipahami bahwa tasawuf merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan penyucian jiwa manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.


B.  Tasawuf dalam Hierarki Ilmu-ilmu Islam
Dalam tradisi intelektual islam, para ulama telah membuat klasifikasi ilmu berdasarkan sudut pandang Islam. Di antara mereka, pendapat Ibn Khaldun cukup penting diutarakan. Ibn Khakdun telah mengulas tsawuf sebagai sebuah disiplin ilmu dalam kitab Muqaddimahnya. Dari aspek sumber, tasawuf sebagai salah satu dari ilmu syariah, menurut Ibn Khaldun, bersumber dari syariat yakni Al-quran dan hadis, dan akal yang tidak memiliki peran dalam ilmu-ilmu syariah kecuali menarik kesimpulan dari kaidah-kaidah utama untuk cabang-cabang permasalahannya. Menurut Ibn Khaldun, kebanyakan fukaha menolak ajaran kaum sufi tentang tasawuf. Penolakan fukaha (Sunni) tidak serta merta ditujukan kepada semua jenis tasawuf.

C.  Tujuan Tasawuf
Tujuan tasawuf tersebut tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup manusia sebagaimana dijelaskan dalam ajaran islam. Seorang mulim tidak saja dituntut untuk menjalankan al-islam dan al-iman, tetapi juga merealisasikan al-ihsan sebagai hierarki paling tinggi. Jadi Al-quran dan hadis menghendaki umat islam dapat memantapkan ketauhidan dan ibadah dalam kerangka al-ihsan, dan mengimplementasikan tugas sebagai khalifah-Nya di muka bumi demi kabaikan dunia maupun akhirat kelak.
Para sufi telah merumuskan tujuan dari tasawuf. Sekadar pemetaan, Ibn Khaldun menjeleaskan bahwa puncak perjalanan spirituan para penempuh jalan tasawuf setelah melewati beragam tingkatan spiritual (al-muqamat) adalah kemantapan tauhid dan makrifat. Dua sumber ajaran islam, Alquran dan hadis, memberikan sinyal kuat bahwa manusia berpotensi untuk mendekatkan diri kepada Allah swa., bertauhd dan bermakriat kepadaNya.


 Kesimpulan
Dari aspek sumber, tasawuf sebagai salah satu dari ilmu syariah, menurut Ibn Khaldun, bersumber dari syariat yakni Al-quran dan hadis, dan akal yang tidak memiliki peran dalam ilmu-ilmu syariah kecuali menarik kesimpulan dari kaidah-kaidah utama untuk cabang-cabang permasalahannya. Dua sumber ajaran islam, Alquran dan hadis, memberikan sinyal kuat bahwa manusia berpotensi untuk mendekatkan diri kepada Allah swa., bertauhd dan bermakriat kepadaNya.

RELEVANSI DENGAN BIDANG            :
Dalam pembelajaran Sains dan Tekhnologi bukan hanya bidang keahliannya saja yang harus dipelajari, namun sebagai fakultas sains dan tekhnologi juga harus mampu mempelajari akhlak tasawuf agar menyucikan akhlak mereka dari noda bawaan dan kemurnian hati serta  kebersihan tindakan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar