Epistemologi
Tasawuf :
Peran
Hati dalam Tasawuf, Metode Tzkiyah al-Nafs
IDENTITAS
Nama : Herawati Hasibuan
NIM : 72153002
Prodi/Sem :
Sistem Informasi-2 / III
Fakultas : Sains dan Teknologi
Perguruan Tinggi : UIN
Sumatera Utara
Dosen Pengampu : Dr.
Ja’far, MA
Matakuliah : Akhlak
Tasawuf
TEMA : Peran
Hati dalam Tasawuf, Metode Tzkiyah al-Nafs
BUKU
Identitas Buku : Ja’far, Gerbang Tasawuf: Dimensi
Teoretis dan Praktis Ajaran Kaum sufi(Medan: Perdana
Publishing, 2016)
Sub
1 : Peran Hati dalam
Tasawuf
Sub
2 : Metode Tazkiyah
al-Nafs
A.
Peran
Hati dalam Tasawuf
Dalam tradisi
islam, hati ditempatkan sebagai salah satu saranan mraih ilmu. Istilah hati disebut
berulang kali dalam Al-quran dan hadis yang bisanya disebut dengan kata qalb, al-fuad. Dalam tradisi islam, hati
(qalb) merupakan subsistem jiwa manusia, Ahmad mubarok merupakan subsistem jiwa
manusia. Ahmad mubarok telah menemukan konsep Al-quran tentang fungsi, potensi,
kandungan dan kualitas hati manusia.
Mayoritas sufi
menilai bahwa akal manusia tidak mampu mencapai hakikat Allah Swt. Dan Alquran
menjelaskan bahwa kelemahan akal ditutupi oleh hati yang damai. Jadi hati yang
damai mampu datang dan menghadap kepada Allah Swt.
Menurut Al-Ghajali hati (qalb) mampu
meraih tentang dan meyaksikan wujud-wujud spiritual. Menurutnya, ketik manusia
mengenal hatinya, maka ia mengenal
dirinya, sehingga niscaya ia mengenal Allah Swt. Hati mampu menyaksikan Allah
Swt dan mengenal sifat-sifatnya serta mempu menyingkap segala sesuatu.
Hati akan suci
ketika dihiasai oleh sifat-sifat Ilahiah,
cahaya iman dan hikmah, sehinggga hati akan meraih Kasyf yang membuatnya dapat
memperolah kebenaran bertemu Allah Swt, dan mampu menyingkap hakikat agama.
Sebaliknya jika hati menjadi kotor akibat maksiat, maka hati menjadi hitam dan
akibatnya akan terhijab dari Allah Swt.
Menurut
Al-Ghajali, ada lima penyebab hati gagal meraih ilmu, yakni kekurangan hati;
hati menjadi kotor akibat mengikuti hawa nafsu sehingga selalu berbuat maksiat
dan perbuatan keji; hati dipalingkan dari kebenaran karena tidak mau kebenaran
dan mengarahkan pikiran kepada hakikat ilahiah; terhijab karena banyak taklid
dan tunduk kepada prasangka, meskipun telah mampu mengekang hawa nafsu dan
mengekang kebenaran; dan kebodohan dalam mengatahui arah kebenran akibat
penyelewengan ilmu dan tidak mengetahui manfaat pencarian ilmu. Dapat
disimpulkan, bahwa hati harus dihiasi oleh ibadah, dan dijauhi dari jebakan
hawa nafsu, agar hati mampu meraih ilmu, menyaksikan dunia spiritual, dan
menyingkap rahasia agama.
B.
Metode
Tazkiyah Al-Nafs (irfani)
Kaum sufi
menyakini bahwa akal manuia asih memiliki kelemahan, meskiun relative sukses
memberikan gambaran rasional terhadap dunia spiritual. Keabsahan Tazkiyah
al-nafs diakui oleh kitab suci umat islam. Al-quran misalnya menegaskan bahwa
para nabi dan rasul diutus untuk menyucikan jiwa manusia. Adapun keutamaan
tazkiyah al-nafs menurut al-quran bhawa pelakunya disebut sebagai orang-orang
beruntung dan orang tersebut diberi pahala serta keabadian surgawi. Dengan
demikian metode irfani merupakan metode yang dikembangan dari isyarat-isyarat
wahyu, metode para nabi dan rasul serta memberikan keberuntungan dunia dan
akhirat kepada penggunanya.
Metode irfani
merupakan metode kaum sufi dm islam
yang mengandalkan aktifitas penyucian jiwa untuk mendekatkan diri kepada Allah
Swt, dan menilai bahwa ilmu hakiki hanya diraih deengan cara mendekatkan diri
kepada sosok yang maha mengetahui, bukan dengan metode observasi dan eksprimen atau juga metode rasional.
C.
Kesimpulan
Mayoritas sufi menilai bahwa akal
manusia tidak mampu mencapai hakikat Allah Swt. Dan Alquran menjelaskan bahwa
kelemahan akal ditutupi oleh hati yang damai. Jadi hati yang damai mampu datang
dan menghadap kepada Allah Swt.
Metode irfani merupakan metode kaum
sufi dm islam yang mengandalkan
aktifitas penyucian jiwa untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, dan menilai
bahwa ilmu hakiki hanya diraih deengan cara mendekatkan diri kepada sosok yang
maha mengetahui, bukan dengan metode observasi dan eksprimen atau juga metode rasional.
D.
RELEVANSI DENGAN BIDANG :
Setiap
manusia pasti memiliki hati yang mampu meraih ilmu dan menyaksikan dunia
spriritual didalam bidang nya masing-masing yang berhubungan dengan metode
irfani yang mampu dijalankan oleh semua manusia.
****** UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA ******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar