IDENTITAS
Nama : Herawati Hasibuan
NIM : 72153002
Prodi/Sem :
Sistem Informasi-2 / III
Fakultas : Sains dan Teknologi
Perguruan Tinggi : UIN
Sumatera Utara
Dosen Pengampu : Dr.
Ja’far, MA
Matakuliah : Akhlak
Tasawuf
TEMA : Mengenai
al-Ahwal
BUKU
Identitas Buku : Ja’far, Gerbang Tasawuf: Dimensi
Teoretis dan Praktis Ajaran Kaum sufi(Medan: Perdana
Publishing, 2016)
Sub
1 : Al-Muraqabah
Sub
2 : Takut (al-khauf)
Sub 3 : Harap (al-raja’)
Sub 4 : Rindu (al-syawq)
Mengenal al-ahwal
Sebagian
sufi telah menyebut beberapa contoh al-ahwal
adalah
al-muraqabah, al-khauf, al-raja’ dan al-syawq. Berbeda dari al-maqam yang diraih dari hasil usaha salik secara mandiri dengan melakukan ibadah, mujahadah, riyadhah, al-ahwal tidak
diraih secara mandiri, melainkan anugerah dari Allah Swt. dan keadaannya tidak
kekal dalam diri seseorang salik.
Al-Muraqabah
Ajaran al-muraqabah merupakan salah satu bentuk dari al-ahwal. Kata al-muraqabah memang
tidak digunakan Alquran, meskipun kata
seakar dengannya dapat ditemukan antara lain raqiba, dan semua kata yang seakar dengan al-muraqabah disebut sebanyak 24 kali.
Keadaan ini dirakan salik ketika menguasai diri sendiri
terhadap segala perbuatannya di masa lalu, memperbaiki diri sendiri di masa
kini, selalu berada di jalan kebenaran, mengadakan hubungan baik dengan Allah
Swt. sambil menjaga hati, menjaga jiwa agar selalu berhubungan denganNya, dan
memeliharanya dari segala hal. Dengan demikian, seorang hamba memiliki keadaan al-muraqabah , yakni keyakinan seorang salik bahwa dirinya selalu diawasi Allah Swt. dalam
berbagai aktivitasnya, sehingga ia hanya akan melakukan amal kebaikan dalam
hidupnya, dan membenci dan tidak akan ingin melakukan perbuatan maksiat dan
dosa.
Takut
(al-khauf)
Hakikat
takut (al-khauf) dijelaskan secara
berulang kali dalam Alquran dan dapt ditemukan dalam hadis dan atsar. Hakikat takut (al-khauf) dapat ditemukan dalam Q.S Ali
Imran/3:175 yang artinya :
“Sesungguhnya
mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakt-nakuti(kamu) dengan
kawan-kawannya (orang-orang mustrik Quraisy), karena itu jangan lah kamu takut
kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang beriman.”
(Gerbang Tasawuf : Dr. Ja’far MA hl.86-87).
Para sufi telah membicarakan masalah
takut (al-khauf) dalam karya-karya
mereka. Menurut al-Qusyair, “makna takut kepada Allah Swt. adalalh takut kepada
siksaanNya, baik didunia maupun diakhirat. (Gerbang Tasawuf : Dr. Ja’far MA hl
88).
Harap (al-raja’)
Hakikat harap (al-raja’) dapat ditemukan secara mudah dalam Alquran. Diantaranya
dalam Q.S Al-Baqarah/2 :218; dan Q.S Al-Zumar/39:53. Kata harap (al-raja’) tidak ditemukan dalam Alquran,
meskipun bentuk lain dari akar yang sama dapat disebut sebanyak 28 kali,
terutama dalam kata tarjuna, yarju, yarjuna yang maknanya antara lain
harap atau berharap. (Gerbang Tasawuf : Dr. Ja’far MA hl 89).
Rindu (al-syawq)
Diantara
yang temasuk al-hal adalah Rindu (al-syawq) kepada Allah Swt. Kaum sufi
menilai penting konsep rindu kepada Allah Swt. sebagai Kekasih sejati manusia,
dan menjadi salah satu tanda kecintaan menusia kepadaNya. Menurut Al-ghajali,
orang yang memungkiri hakikat cinta kepada Allah Swt, pasti ia akan memungkiri
hakikat rindu. Apabila seseorang hamba mencintai Allah Swt, maka ia pasti akan
merindukan untuk bertemu dan melihat-Nya. Allah swt berfirman dalam Q.S
al-Ankabut/29:5: yang artinya “ Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan
Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu pasti datang. Dialah
Maha Mendengan dan Maha Mengetahui.” (Gerbang Tasawuf : Dr. Ja’far MA
hl.89-90).
KESIMPULAN
Seorang
hamba yang memiliki keadaan al-muraqabah yakni bahwa dirinya selalu diawasi
Allah Swt. dalam berbagai aktivitasnya, sehingga ia hanya akan melakukan amal
kebaikan dalam hidupnya. Takut keapada Allah Swt adalah takut atas siksaanNya,
sehingga seorang hamba akan melaksanakan perintah Nya. Sehingga al-raja’ bermakna harapan seorang sufi
kepada Allah Swt. amal tobat dan pengampunannnya diteriima Allah Swt. serta
rindu merupakan keinginan kuat untuk menemui dan melihat kekasih sejatinya,
yakni Allah Swt.
RELEVANSI DENGAN BIDANG
Ciptakan
lah rasa takut anda serta penuh harap kepada sang maha pencipta agar segala
yang kita lakukan penuh dengan amal
kebaikan, apalagi kelakuan serta
perbuatan yang selalu mengambil hal-hal yang negative dari sumber tekhnologi
yang bisa merusak diri sendiri. Serta ciptkanlah rasa rindu kepada Allah bukan
hanya kepada manusia saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar