Minggu, 25 Desember 2016

Al muraqabah, takut, harap, rindu

IDENTITAS
Nama                     :    Herawati Hasibuan
NIM                      :    72153002
Prodi/Sem             :    Sistem Informasi-2 / III
Fakultas                 :    Sains dan Teknologi
Perguruan Tinggi   :    UIN Sumatera Utara
Dosen Pengampu  :    Dr. Ja’far, MA
Matakuliah            :    Akhlak Tasawuf

TEMA                        :   Mengenai al-Ahwal
           
BUKU
Identitas Buku     :   Ja’far, Gerbang Tasawuf: Dimensi Teoretis dan Praktis Ajaran Kaum sufi(Medan: Perdana Publishing, 2016)
Sub 1    :   Al-Muraqabah
Sub 2    :   Takut (al-khauf)
Sub 3    :   Harap (al-raja’)
Sub 4    :   Rindu (al-syawq)

Mengenal al-ahwal
Sebagian sufi telah menyebut beberapa contoh al-ahwal adalah al-muraqabah, al-khauf, al-raja’ dan al-syawq. Berbeda dari al-maqam yang diraih dari hasil usaha salik secara mandiri dengan melakukan ibadah, mujahadah, riyadhah, al-ahwal tidak diraih secara mandiri, melainkan anugerah dari Allah Swt. dan keadaannya tidak kekal dalam diri seseorang salik.

Al-Muraqabah
Ajaran al-muraqabah merupakan salah satu bentuk dari al-ahwal. Kata al-muraqabah memang tidak digunakan Alquran,  meskipun kata seakar dengannya dapat ditemukan antara lain raqiba, dan semua kata yang seakar dengan al-muraqabah disebut sebanyak 24 kali.
Keadaan ini dirakan salik ketika menguasai diri sendiri terhadap segala perbuatannya di masa lalu, memperbaiki diri sendiri di masa kini, selalu berada di jalan kebenaran, mengadakan hubungan baik dengan Allah Swt. sambil menjaga hati, menjaga jiwa agar selalu berhubungan denganNya, dan memeliharanya dari segala hal. Dengan demikian, seorang hamba memiliki keadaan al-muraqabah , yakni keyakinan seorang salik  bahwa dirinya selalu diawasi Allah Swt. dalam berbagai aktivitasnya, sehingga ia hanya akan melakukan amal kebaikan dalam hidupnya, dan membenci dan tidak akan ingin melakukan perbuatan maksiat dan dosa.

Takut (al-khauf)
Hakikat takut (al-khauf) dijelaskan secara berulang kali dalam Alquran dan dapt ditemukan dalam hadis dan atsar. Hakikat takut (al-khauf) dapat ditemukan dalam Q.S Ali Imran/3:175 yang artinya :
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakt-nakuti(kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang mustrik Quraisy), karena itu jangan lah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang beriman.” (Gerbang Tasawuf : Dr. Ja’far MA hl.86-87).
Para sufi telah membicarakan masalah takut (al-khauf) dalam karya-karya mereka. Menurut al-Qusyair, “makna takut kepada Allah Swt. adalalh takut kepada siksaanNya, baik didunia maupun diakhirat. (Gerbang Tasawuf : Dr. Ja’far MA hl 88).

Harap (al-raja’)
 Hakikat harap (al-raja’) dapat ditemukan secara mudah dalam Alquran. Diantaranya dalam Q.S Al-Baqarah/2 :218; dan Q.S Al-Zumar/39:53. Kata harap (al-raja’) tidak ditemukan dalam Alquran, meskipun bentuk lain dari akar yang sama dapat disebut sebanyak 28 kali, terutama dalam kata tarjuna, yarju, yarjuna yang maknanya antara lain harap atau berharap. (Gerbang Tasawuf : Dr. Ja’far MA hl 89).

Rindu (al-syawq)
Diantara yang temasuk al-hal adalah Rindu (al-syawq) kepada Allah Swt. Kaum sufi menilai penting konsep rindu kepada Allah Swt. sebagai Kekasih sejati manusia, dan menjadi salah satu tanda kecintaan menusia kepadaNya. Menurut Al-ghajali, orang yang memungkiri hakikat cinta kepada Allah Swt, pasti ia akan memungkiri hakikat rindu. Apabila seseorang hamba mencintai Allah Swt, maka ia pasti akan merindukan untuk bertemu dan melihat-Nya. Allah swt berfirman dalam Q.S al-Ankabut/29:5: yang artinya “ Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu pasti datang. Dialah Maha Mendengan dan Maha Mengetahui.” (Gerbang Tasawuf : Dr. Ja’far MA hl.89-90).

KESIMPULAN
Seorang hamba yang memiliki keadaan al-muraqabah yakni bahwa dirinya selalu diawasi Allah Swt. dalam berbagai aktivitasnya, sehingga ia hanya akan melakukan amal kebaikan dalam hidupnya. Takut keapada Allah Swt adalah takut atas siksaanNya, sehingga seorang hamba akan melaksanakan perintah Nya. Sehingga al-raja’ bermakna harapan seorang sufi kepada Allah Swt. amal tobat dan pengampunannnya diteriima Allah Swt. serta rindu merupakan keinginan kuat untuk menemui dan melihat kekasih sejatinya, yakni Allah Swt.

RELEVANSI DENGAN BIDANG

Ciptakan lah rasa takut anda serta penuh harap kepada sang maha pencipta agar segala yang kita lakukan penuh dengan  amal kebaikan,  apalagi kelakuan serta perbuatan yang selalu mengambil hal-hal yang negative dari sumber tekhnologi yang bisa merusak diri sendiri. Serta ciptkanlah rasa rindu kepada Allah bukan hanya kepada manusia saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar