IDENTITAS
Nama : Herawati Hasibuan
NIM : 72153002
Prodi/Sem : Sistem
Informasi-2 / III
Fakultas : Sains dan Teknologi
Perguruan Tinggi : UIN Sumatera Utara
Dosen Pengampu : Dr. Ja’far, MA
Matakuliah : Akhlak Tasawuf
TEMA : Cinta(al-mahabbah), Rida (al-ridha),
Al-Maqam Lainnya
BUKU
Identitas Buku : Ja’far,
Gerbang Tasawuf: Dimensi Teoretis dan Praktis Ajaran Kaum
sufi(Medan: Perdana Publishing, 2016)
Sub 1 : Cinta(al-mahabbah)
Sub 2 : Rida
(al-ridha)
Sub 3 : Al-Maqam
Lainnya
Cinta
(al-mahabbah)
Menurut
al-Ghazali, al-mahabbah adalah al-maqam sebelum rida. Kaum sufi
mendasari ajaran mereka tentang cinta dengan Alquran, hadis, dan atsar.
Diantara dalilnya Q.S.al-Ma;idah/5:54; Q.S. al-Shaff/61:4; dan Q.S. Ali
‘Imran/3:31. Kata cinta disebut Alquran secara berulang kali, meskipun tidak
hanya dalam makna cinta kepada Allah Swt, sebagaimana yang dimaksudkan oleh
kaum sufi. Dalam Q.S. Ali ‘Imran /3:31;, Allah Swt. berfirman : “Katakanlah: Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang”. (Dr.Ja’far, Gerbang
Tasawuf hl:78-79)
Menurut
al-Ghazali, mengutip pendapat Yahya bin Mu;az, indicator seorang hamba mencitai
Allah Swt. adalah mengutamakan perkataan Allah daripada perkataan manusia,
mengutamakan bertemu dengan Allah daripada bertemu dengan makhluk, dan
mengutamakan iabadah kepada Allah Swt. daripada melayani manusia. (Dr.Ja’far,
Gerbang Tasawuf , hl:80)
Rida
(al-ridha)
Kata rida berasal dari kata radhiya, yrdha, ridhanan yang artinya “senang, puas, memilih,
persetujuan, memilih, meyenangkan, dan menerima.” Dalam kamus bahasa Indonesia,
rida adalah “rela, suka, senang hati, perkenan, dan rahmat.” Kata rida dari
berbeagai bentuk disebut di dalam Alquran sebanyak 73 kali. Penyebutan istilah
rida secara berulang kali dan dalam berbagai bentuk di dalam Alquran
mengarahkan kepada kesimpulan bahwa Islam menilai penting maqam rida.
Menurut al-Ghazali, Islam menilai penting rida yang
dapat dilihat dari berbagai dalail dalam Alquran, hadis dan Atsar. Diantara dalil rida adalah Q.S.
al-Ma’idah/5:119; dan Q.S.al-Bayyinah/98:8. Dalam Q.S.al-Ma’idah/5:119, Allah
Swt berfirman: “ Allah berfirman bahwa
hari ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar
kebenaran mereka. Bagi mereka surge yang di bwahnya mengalir sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka
pun rida terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar.”
(Dr.Ja’far ,Gerbang Tasawuf hl :80-82)
Al-Maqam Lainnya
Sebagian sufi menilai bahwa setelah mencapai maqam rida, seorang salik masih dapat
mencapai maqam seperti makrifat (al-ma’rifah), dan menegaskan bahwa al-ridha bukan maqam tertinggi. Al-Kalabazi mengatakan bahwa sebagian sufi membagi
makrifat menjadi dua, yakni al-ma’rifat
haq yang bereti penegasan keesaan Allah atas sifat-sifat yang
dikemukakan-Nya; dan ma’rifat haqiqah yang
bermakna makrifat yang tidak bisa dicapai dengan sarana apapun, sebab sifat-Nya
tidak dapat ditembus dan ketuhanan-Nya tidak dapat dipahami.
Sebagian sufi lain menghadirkan ajaran lain mengenai
al-maqam tertinggi. Al-Hallaj
mengenalkan paham al-hulul, Abu Yazid
al-Bistami memiliki ajaran tetang al-ittihad,
dan Ibn’Arabi mengajarkan paham wahdah
al-wujud yang dielaborasi lebih lanjut oleh Mulla Shadra. Ketiga teori ini
memang mendapatkan penolakan dari banyak fukaha dan teolog Sunni, tetapi
diterima oleh mayoritas fukana Syiah. (Dr.Ja’far ,Gerbang
Tasawuf hl :85)
KESIMPULAN
Makna al-mahabbah
di dalam tasawuf banyak dilihat dari berbagai ucapan dari para kaum sufi,
karena cinta kepada Allah adalah senantiasa berzikir kepada Allah Swt. Islam
sangat penting menilai rida yang dapat dilihat dari berbagai dalil Alquran
seperti yang telah dijelakan oleh al-Ghazali.
RELEVANSI
DALAM BIDANG
Setiap seorang manusia pasti memiliki
rasa cinta dan rida, sebagai salah satu dari seorang mahasiswi saya berharap
menerapkan rasa cinta saya kepada setiap pelajaran khususnya di bidang
algoritma dan senantiasa rida dengan apa pun yang telah saya kerjakan untuk
lebih mengkuatkan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar