Senin, 05 Desember 2016

cinta,rida, dan al-maqam lainnya



IDENTITAS
Nama                     :    Herawati Hasibuan
NIM                      :    72153002
Prodi/Sem             :    Sistem Informasi-2 / III
Fakultas                 :    Sains dan Teknologi
Perguruan Tinggi   :    UIN Sumatera Utara
Dosen Pengampu  :    Dr. Ja’far, MA
Matakuliah            :    Akhlak Tasawuf

TEMA                        :   Cinta(al-mahabbah), Rida (al-ridha), Al-Maqam Lainnya
           
BUKU
Identitas Buku     :   Ja’far, Gerbang Tasawuf: Dimensi Teoretis dan Praktis Ajaran Kaum sufi(Medan: Perdana Publishing, 2016)
Sub 1    :   Cinta(al-mahabbah)
Sub 2    :   Rida (al-ridha)
Sub 3    :   Al-Maqam Lainnya

Cinta (al-mahabbah)
Menurut al-Ghazali, al-mahabbah adalah al-maqam sebelum rida. Kaum sufi mendasari ajaran mereka tentang cinta dengan Alquran, hadis, dan atsar. Diantara dalilnya Q.S.al-Ma;idah/5:54; Q.S. al-Shaff/61:4; dan Q.S. Ali ‘Imran/3:31. Kata cinta disebut Alquran secara berulang kali, meskipun tidak hanya dalam makna cinta kepada Allah Swt, sebagaimana yang dimaksudkan oleh kaum sufi. Dalam Q.S. Ali ‘Imran /3:31;, Allah Swt. berfirman : “Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang”. (Dr.Ja’far, Gerbang Tasawuf hl:78-79)
Menurut al-Ghazali, mengutip pendapat Yahya bin Mu;az, indicator seorang hamba mencitai Allah Swt. adalah mengutamakan perkataan Allah daripada perkataan manusia, mengutamakan bertemu dengan Allah daripada bertemu dengan makhluk, dan mengutamakan iabadah kepada Allah Swt. daripada melayani manusia. (Dr.Ja’far, Gerbang Tasawuf , hl:80)

Rida (al-ridha)
Kata rida berasal dari kata radhiya, yrdha, ridhanan  yang artinya “senang, puas, memilih, persetujuan, memilih, meyenangkan, dan menerima.” Dalam kamus bahasa Indonesia, rida adalah “rela, suka, senang hati, perkenan, dan rahmat.” Kata rida dari berbeagai bentuk disebut di dalam Alquran sebanyak 73 kali. Penyebutan istilah rida secara berulang kali dan dalam berbagai bentuk di dalam Alquran mengarahkan kepada kesimpulan bahwa Islam menilai penting maqam rida.
Menurut al-Ghazali, Islam menilai penting rida yang dapat dilihat dari berbagai dalail dalam Alquran, hadis dan Atsar. Diantara dalil rida adalah Q.S. al-Ma’idah/5:119; dan Q.S.al-Bayyinah/98:8. Dalam Q.S.al-Ma’idah/5:119, Allah Swt berfirman: “ Allah berfirman bahwa hari ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surge yang di bwahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar.” (Dr.Ja’far ,Gerbang Tasawuf  hl :80-82)

Al-Maqam Lainnya
Sebagian sufi menilai bahwa setelah mencapai maqam rida, seorang salik masih dapat mencapai maqam seperti makrifat (al-ma’rifah), dan menegaskan bahwa al-ridha bukan maqam tertinggi. Al-Kalabazi mengatakan bahwa sebagian sufi membagi makrifat menjadi dua, yakni al-ma’rifat haq yang bereti penegasan keesaan Allah atas sifat-sifat yang dikemukakan-Nya; dan ma’rifat haqiqah yang bermakna makrifat yang tidak bisa dicapai dengan sarana apapun, sebab sifat-Nya tidak dapat ditembus dan ketuhanan-Nya tidak dapat dipahami.
Sebagian sufi lain menghadirkan ajaran lain mengenai al-maqam tertinggi. Al-Hallaj mengenalkan paham al-hulul, Abu Yazid al-Bistami memiliki ajaran tetang al-ittihad, dan Ibn’Arabi mengajarkan paham wahdah al-wujud yang dielaborasi lebih lanjut oleh Mulla Shadra. Ketiga teori ini memang mendapatkan penolakan dari banyak fukaha dan teolog Sunni, tetapi diterima oleh mayoritas fukana Syiah. (Dr.Ja’far ,Gerbang Tasawuf  hl :85)

KESIMPULAN
Makna al-mahabbah di dalam tasawuf banyak dilihat dari berbagai ucapan dari para kaum sufi, karena cinta kepada Allah adalah senantiasa berzikir kepada Allah Swt. Islam sangat penting menilai rida yang dapat dilihat dari berbagai dalil Alquran seperti yang telah dijelakan oleh al-Ghazali.

RELEVANSI DALAM BIDANG
Setiap seorang manusia pasti memiliki rasa cinta dan rida, sebagai salah satu dari seorang mahasiswi saya berharap menerapkan rasa cinta saya kepada setiap pelajaran khususnya di bidang algoritma dan senantiasa rida dengan apa pun yang telah saya kerjakan untuk lebih mengkuatkan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar