Minggu, 25 Desember 2016

Integrasi dalam Sejarah Islam

Integrasi Tasawuf Dan Sains

IDENTITAS
Nama                     :    Herawati Hasibuan
NIM                      :    72153002
Prodi/Sem             :    Sistem Informasi-2 / III
Fakultas                 :    Sains dan Teknologi
Perguruan Tinggi   :    UIN Sumatera Utara
Dosen Pengampu  :    Dr. Ja’far, MA
Matakuliah            :    Akhlak Tasawuf

TEMA                        :   Integrasi dalam Sejarah Islam
           
BUKU
Identitas Buku     :   Ja’far, Gerbang Tasawuf: Dimensi Teoretis dan Praktis Ajaran Kaum sufi(Medan: Perdana Publishing, 2016)
Sub 1    :   Integrasi dalam Sejarah Islam


Integrasi dalam Sejarah Islam
Dalam sejarah intelaktual Islam klasik, budaya integrasi keilmuan telah dikenal dan dikemabngkan dengan canggih. Center for Islamic Philosophical Studies and Information (CIPSI) pernah menyebut 261 ilmuan, teolog, dan saintis muslim yang menguasai banyak bidang baik ilmu-ilmu kewahyuan maupun ilmu-ilmu rasional empiric.
Para filsuf dari mazhab Paripatetik merupakan pemikir Muslim yang mebrhasil mengintegrasikan filsafat Yunani dengan ajaran islam yang bersumberkan kepada Alquran fan nhadis, lantaran tema-tema filsafat Yunani diislamisasikan dan disesuaikan dengan paradigm islam. Diantara prestasi besar mereka sebagai ilmuan Muslim adalah kemampuan mereka menguasai dan mengintegrasikan ilmu-ilmu kewahyuan. Secara leilmuan, mereka menguasai benyak disiplin ilmu, dan secara personal mereka berperan sebagai seorang saintis Muslim yang berpola hidup religious dan suistik. Kemampuan mereka menguasai ilmu-ilmu religious adalah dampak dari keyakinan bahwa ilmu-ilmu religious merupakan ilmu-ilmu fardh al-‘ain yang wajib dikuasai dan diambilkan setiap Muslim apapun profesi mereka.
Selain dari mazhab Peripatetik, sejarah islam menyabutkan keberadaan para filsuf dari mazhab Isyraqiyaj dan mazhab Hikmah al-Muta’aliyah yang sukses mengintegrasikan ilmu-ilmu rasional dengan ilmu-ilmu kewahyuan. Diantara mereka adalah Suhrawardi (w. 1991) yang dikenal dengan ahli filsafat, tasawuf, Zoroastrianisme, dan Platonisme.
Dengan demikian, integrasi ilmu dalam islam bukan hal yang baru. Sebab, para ilmuan Muslim klasik telah mengerjakan proyek keilmuan tersebut sepanjang masa keemasan Islam. Paling tidak, secara akademik mereka menguasai seluruh disiplin ilmu yang berkembang pesat pada masa mereka, bail ilmu-ilmu rasional ilmu-ilmu empiric, maupun ilmu-ilmu kewahyuan. (Gerbang Tasawuf : Dr. Ja’far MA hl 102-105).

KESIMPULAN
Meskipun mereka seorang filsuf dan sintis, perilaku hidup mereka merupakan realisasi terhadap teori mereka mengenai filsafat dan sufisme. Dan mereka sukses mengintegrasikan antara dua jenis ilmu tersebut, dan mengintegrasikan keduanya dengan keyakinan dan perilaku hidup mereka sehari-hari.

RELEVANSI DALAM BIDANG

Sebagai salah satu mahasiwi sistem informasi saya berharap bisa mengintegrasikan ilmu teknologi dengan ilmu yang berbasis hokum islam serta dengan ilmu-ilmu kewahyuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar